Minggu, 20 April 2008

2. AKSI (lanjutan)

d. Proses Aksi. Proses Aksi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat, yaitu dapat dimulai dari: bertanya, usul, protes, menuntut, menentang dan akhirnya sampai berlawan. Disamping itu proses Aksi dapat dimulai dari: 1. yang paling kecil sampai yang paling besar, yaitu dimulai dari delegasi kecil sampai delegasi besar, dari Aksi sebagian-sebagian sampai Aksi total menyeluruh, 2. Aksi jangka pendek sampai Aksi jangka panjang, 3. dari Aksi setempat -setempat (lokal/daerah) sampai Aksi nasional. Tingkatan-tingkatan Aksi itu bergantung pada persoalan dan syarat-syaratnya. e. Syarat-Syarat Aksi. Syarat-syarat Aksi itu ialah: 1. motifnya jelas, artinya dasar atau alasannya konkret mengapa Aksi itu dilakukan, 2. tuntutannya obyektif, artinya tuntutannya wajar sehingga bukan tidak mungkin bisa dipenuhi oleh yang dituntut, 3. sasarannya tepat, artinya Aksi ditujukan langsung kepada persoalannya yang obyektif dan kepada pemegang kendalinya atau kepada aparat dan tangan-tangan dari pemegang kendali persoalannya itu, 4. dipahami dan didukung oleh massa yang berkepentingan, artinya massa yang berkepentingan merasa berkepentingan dan mengetahui persoalannya, mengerti perlunya dilakukan Aksi dan mendukungnya, 5. dapat menarik front atau tidak menambah lawan, artinya massa atau golongan lain bisa memahami atau bahkan membantu Aksi, setidak-tidaknya mereka bersikap netral atau tidak berpihak dan tidak mendukung lawan yang menentang Aksi, 6. persiapan cukup, artinya tidak sponyan atau sudah dengan perhitungan akan kemungkinan-kemungkinan yang akan timbul dalam perkembangannya dan dalam menghadapinya, barisan sudah diteliti dan kekuatannya sudah diperhitungkan cukup siap dan kuat, 7. keberanian berlawan massa yang berkepentingan sudah timbul, artinya massa yang berkepentingan sudah berani untuk bangkit berlawan melakukan Aksi. Aksi yang tidak memenuhi syarat-syarat diatas bisa lemah dan bisa gagal mencapai sasarannya, hal yang demikian ini sering terjadi pada Aksi yang bersifat spontan. f. Kekuatan Aksi. Setiap Aksi harus mempunyai kekuatan. Kekuatan Aksi adalah massa yang langsung berkepentingan melakukan Aksi untuk memperjuangkan kepentingannya dan mencapai tuntutannya. Dalam Aksi yang sudah dipersiapkan dan terpimpin secara baik, massa tersebut bergerak dengan kekuatan pelopor (di depan), kekuatan inti (ditengah-tengah), dan kekuatan basis (yang mendukung dan membentenginya). Kekuatan pelopor adalah kekuatan massa basis yang tampil berani menghadapi resiko dan memikul konsekwensi Aksi bila terjadi hal-hal yang negatif, kekauatan pelopor diperlukan untuk memulai Aksi, menarik front dan mendorong maju Aksi. Dengan adanya kekuatan pelopor, aksi bisa dimulai, tegak berjalan dan mereka yang pada awalnya bersikap bimbang bisa menjadi mantap dan ikut melakukan Aksi. Sedang mereka yang sejak semula sudah mantap bisa didorong lebih maju. Kekuatan pelopor adalah kekuatan yang terdiri dari massa pemberani yaitu massa yang memiliki keberanian lebih dari yang lain. Bagaimanapun kecil dan ringannya suatu Aksi, pada awalnya harus dimulai dengan gerakan (perlawanan), hal ini harus memerlukan keberanian. Kekuatan inti adalah kekuatan penegak poros yaitu sebagian dari massa kekuatan basis yang tampil paling teguh dan tangguh dalam menghadapi pukulan lawan serta paling militan dan ulet dalam mengatasi kesulitan. Kekuatan inti merupakan kekuatan utama yang sangat diperlukan untuk menjaga barisan agar tetap tegar dalam gerak, tidak menjadi retak bila mengalami kesulitan, tidak menjadi berantakan bila mendapat pukulan dan tidak menjadi hancur bila Aksi kalah dan gagal. Kekuatan basis adalah seluruh kekuatan massa Aksi yaitu kekuatan pokok yang menentukan kalah dan menangnya suatu Aksi. g. Kekuatan Front dalam Aksi. Kekuatan front adalah kekuatan diluar kekuatan internal yang mempunyai kepentingan sama, kekuatan front tidak menjadi sasaran Aksi. Kekuatan front tidak menentukan kalah menangnya suatu Aksi, ia hanya merupakan kekuatan tambahan, tetapi harus ditarik karena dapat menambah kekuatan Aksi dan dapat mempercepat kemenangan Aksi. Kekuatan front yang tidak bisa ditarik bergabung dengan kekuatan Aksi harus dibuat netral, artinya ia tidak memusuhi Aksi. Hakekatnya kekuatan front adalah kekuatan yang labil. Dengan demikian menghitung imbangan kekuatan antara kekuatan Aksi (kekuatan internal) dengan kekuatan lawan adalah sangat penting untuk menentukan kalah menangnya Aksi. h. Strategi dan Taktik Aksi. Suatu Aksi harus mempunyai target yang harus dicapai, baik target maximum maupun minimum. Target itu merupakan pedoman yang harus dipegang teguh. Dengan berpegang teguh pada pedoman target yang harus dicapai maka suatu Aksi harus tangkas, lincah dan taktis. Suatu Aksi bisa mundur bila mengalami kesulitn, yidak mampu mengatasinya dan tidak cukup kekuatan untuk terus bergerak maju dan bertahan. Dalam langkah mundur setiap kesempatan harus bisa mengkonsolidasi kekuatan dan kemudian kembali bergerak maju. Dalam keadaan demikian, perundingan dan kompromi harus ditempuh, ini hanya suatu taktik saja, bukan suatu kapitulasi. Kompromi sebagai taktik adalah kompromi yang bermaksud mencari waktu dan kesempatan supaya bisa mengkonsolidasi dan menyusun kekuatan untuk kemudian bisa bergerak maju lagi mencapai target. Dalam kompromi sebagai taktis adalah suatu perjuangan untuk bisa mencapai hasil yang bisa mendekatkan pada target dan strategi Aksi. Dengan demikian kompromi sebagai taktik adalah kompromi yang tetap berpegang teguh dan mengabdi pada strategi (target) Aksi yang sudah ditetapkan sebagai pedoman. Selanjutnya akan terus bergerak maju lagi mencapai strategi (target) itu bila waktunya sudah memungkinkan. Sedangkan kompromi kapitulasi adalah kompromi yang menyerah dan melepaskan target dan strategi Aksi, atau kompromi yang sudah berhenti sampai disitu saja, tidak akan maju lagi meneruskan Aksi untuk mencapai target dan strategi Aksi. Suatu Aksi harus terus bergerak maju sampai mencapai sasaran dan tujuan karena hakekatnya Aksi adalah mengubah situasi dan suatu proses menuju Revolusi. i. Bentuk-Bentuk Aksi. Bentuk Aksi ada dua macam yaitu Aksi parlementer dan Aksi bersenjata. Aksi parlementer adalah Aksi yang bersifat damai (tak bersenjata) dalam bentuk perundingan dengan lawan untuk mencapai kesepakatan bersama dalam mencapai sasaran dan tujuan. Kekuatan pokok dalam Aksi parlementer adalah massa (demonstran) Aksi. Aksi parlementer adalah suatu proses yang membantu gerak maju Revolusi mencapai kemenangan. Aksi bersenjata adalah perlawanan bersenjata untuk menundukkan lawan dalam mencapai sasaran dan tujuan Aksi. Kekuatan pokok dalam Aksi bersenjata adalah massa Aksi bersenjata (milisi). Aksi parlementer dan Aksi bersenjata harus berdasar pada kekuatan internal dan memerlukan bantuan kekuatan front sebagai kekuatan tambahan.

Tidak ada komentar: